Article
Deteksi Depresi pada Postingan di Medsos
Medsos (Media Sosial) saat ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan seseorang. Bagi sebagian besar orang, medsos sudah berubah fungsi menjadi diari tempat mencurahkan semua hal, termasuk keluh kesah, stress dan bahkan depresi. Persoalannya, bagaimana cara mendeteksi bahwa postingan seseorang itu mengandung muatan depresi atai tidak? Untuk menjawab persoalan ini, telah dilakukan pengumpulan (crawling) data X (Twitter) selama 3 bulan dengan memanfaatkan aplikasi Cloud Eyes (mata langit) dari Pondok IT Oase Ilmu. Berikut ini beberapa temuan yang berhasil diperoleh: (1) bagi mereka yang rutin curhat di medsos, terhentinya aktifitas di medsos selama beberapa waktu bisa jadi indikasi adanya depresi. Meski demikian, kita tidak bisa mengeneralisir adanya depresi hanya berdasarkan kondisi ini saja (2) postingan diluar waktu yang ‘normal’ (misal tengah malam) bisa jadi mengindikasikan adanya depresi. (3) ungkapan emosi yang mengandung sentiment negatif yang kental seperti putus asa, kesepian atau kehilangan juga bisa mengindikasikan adanya depresi (4) postingan yang menunjukkan depresi menggunakan frasa yang berhubungan dengan depresi (misalnya stres atau kecemasan), kata-kata yang mewakili penderitaan (misalnya, rasa sakit, kesedihan, atau pengobatan), atau kata-kata yang mengakhiri tindakan (misalnya, sebelum ini saya bla..bla… atau dulu begini, sekarang …. lagi) (5) frekuensi penggunaan kata ganti tunggal (seperti saya, gua dll) yang sangat tinggi juga bisa jadi indikasi depresi. Indikasi lain yang menguatkan biasanya penggunaan kata ganti orang pertama ini disandingkan dengan kata-kata yang berhubungan dengan emosi negatif, kematian, kesedihan, kebencian dan sebagainya. Pendekatan lain untuk mendeteksi depresi dalam postingan media sosial bisa menggunakan analisis sentimen yang melibatkan identifikasi dan kategorisasi emosi yang diungkapkan dalam teks, seperti sentimen positif, negatif, atau netral. Dalam konteks deteksi depresi, frekuensi kata-kata dan ekspresi sentimen negatif yang lebih tinggi terkait kesedihan atau keputusasaan dapat mengindikasikan potensi tanda-tanda depresi. Hanya saja memang untuk melakukan analisis sentiment secara otomatis mau tidak mau harus menggunakan bantuan aplikasi khusus untuk itu semisal apps cloud eyes (mata langit) besutan Pondok IT Oase Ilmu atau apps yang lainnya. So, jika frekuensi postingan anda seringkali menggunakan kata ganti orang pertama tunggal, dilakukan di luar waktu ‘normal’, lebih banyak keluhan dibandingkan pemikiran positif, bisa jadi anda sedang dalam kondisi depresi atau stress. Segera lakukan relaksasi atau hubungi psikolog untuk meredakannya. Salurkan depresi anda dalam kegiatan luar ruang sehingga bisa teralihkan ke hal-hal lain yang positif. Nasihat lain yang tidak kalah bijak adalah jangan luapkan emosi anda di media sosial. Luapkan depresi anda ke orang-orang terdekat agar tidak ‘bocor alus’ sehingga informasi-informasi yang bersifat pribadi jadi konsumsi publik ?. Semoga mencerahkan !!
Article Terbaru
Tentang Kami
Pondok IT Oase Ilmu adalah lembaga pendidikan yang mengkombinasikan antara kurikulum pondok dengan kurikulum teknologi informasi berlandaskan 5 pilar yaitu : tahfidz, bahasa Arab, Teknologi Informasi, Bahasa Inggris dan adab.